Palestina Enggan Tunduk
Kami selalu berbondong dalam kubah rasa takut, juga
cemeti yang rajin melecut, berjalan lurus menuju plaza
tanah perjanjian itu. Kami selalu memaklumi diri sebagai
prajurit dengan pemimpin sebayang impian untuk sampai
pada Jalan Keselamatan, Darussalam yang tak pernah diketahui
titik bujur dan lintangnya dalam perjalanan hidup kami.
Kami selalu menjadi hikayat sebelum dilahirkan, dan tak
terbaca lagi nama kami setelah kematian. Kami adalah sebuah
garis takdir yang beredar pada orbit di luar peradaban, bermandi
debu dan darah, bermain peluru dan granat, yang kisahnya
senantiasa dibaca penuh hikmat oleh hampir seluruh umat,
dielu-elukan dalam puisi yang gemetar, meski mereka hanya
melihat secara samar-samar
Mungkin di jejak pendahulu kami ini ada sisa sujud untuk
diteruskan.
Perjalanan tak putus pandangan adalah shaf-shaf gaib yang
gema suara imamnya terlampau lirih untuk dicatat
pada buku perdamaian. Mereka belum sempat mendengar jelas
untuk menuliskan maklumat, terburu tinta itu kesat
Kota itu, entah apa namanya, telah mengubur dirinya
dalam timbunan jenazah kami
sumber : sepanjangbraga
p/s : untuk mengetahui tentang bagaimana cara anda boleh turut serta dalam memberi bantuan kepada rakyat Palestin, sila lawati Aman Palestin
No comments:
Post a Comment